Acces2

accestrade

https://atid.me/001kbs00267l

Fiverr

https://go.fiverr.com/visit/?bta=771663&brand=fiverraffiliates

Sunday, 12 April 2015

Damai Sejahtera Bagi Kamu


Yohanes: 20, 19-31


Kisah yang ditampilkan oleh penginjil Yohanes pada hari ini, merupakan suatu kisah yang panjang, suatu kisah yang menceriterakan tentang penampakan Yesus kepada para murid-Nya setelah kebangkitan-Nya dari antara orang mati. Kisah ini, menceriterakan sekaligus dua penampakan Yesus kepada para murid-Nya. Pertama, mengisahkan penampakan Yesus kepada para murid-Nya ketika Thomas tidak ada bersama murid-murid yang lain. Kedua, ketika Thomas juga ada bersama mereka. Kedua kisah penampakan itu terjadi pada malam hari minggu pertama ketika pintu-puntu terkunci.

Pada kedua kisah tentang penampakan itu, tersirat suatu tugas perutusan untuk semua orang Kristen. Tugas perutusan itu nampak dalam salam dari Yesus ketika Ia menampakkan Diri-Nya kepada mereka, yakni “Damai sejahtera bagi kamu”. Kata-kata ini sungguh menguatkan para murid yang saat itu sedang berada dalam ketakutan. Kata-kata ini, membangkitkan semangat para murid setelah mereka ditinggalkan oleh Yesus. Kata-kata ini juga sekaligus juga memberi semangat kepada para murid untuk memberi kesaksian tentang Yesus yang bangkit. Perutusan Yesus kepada para murid-Nya, dilandaskan pada perutusan Bapa pada Yesus, bahwa para  murid akan diutus sebagaimana Bapa mengutus Yesus ke dunia ini.
Para murid Yesus telah mati, dan pertanyaan untuk kita adalah siapakah yang melanjutkan tugas perutusan itu? Pertanyaan ini menjadi pertanyaan untuk kita semua yang telah mengakui Yesus sebagai Tuhan. Kalau pertanyaan ini ditujukan untuk kita semua, berarti bahwa tugas perutusan itu kini menjadi tugas kita sebagai orang-orang yang telah mengakui diri sebagai orang Kristen. Bagaimanakah tugas perutusan itu dijalankan? Tugas perutusan itu kita jalankan dengan memberi kesaksian terhadap iman kita sesuai dengan panggilan hidup kita masing-masing, entah apa pun profesi kita. Ini berarti bahwa sebagai orang Kristen kita pun dipanggil untuk memberi kesaksian tentang imannya  pada semua orang tanpa rasa takut, di mana pun kita berada.
Kesaksian kita pada saat ini tidak harus seperti yang telah dilakukan oleh para murid Yesus, cukup dengan manampilkan diri sebagai orang-orang yang telah percaya pada Yesus dan menjalankan segala yang telah diajarkan oleh Yesus. Misalnya sebagai suami-isteri, sebagai orang tua, sebagai anak, sebagai guru ataupun pelayan masyarakat, kita dituntut untuk melayani dengan ketulusan bukan dengan pamrih, dengan kejujuran bukan dengan penipuan, dengan keadilan bukan dengan keserakahan. Dengan cara-cara seperti itulah kita telah memberi kesaksian, dan dengan cara demikian pulalah kita pun telah memberikan salam ‘damai sejatera bagi kamu’, kepada semua orang yang telah kita layani. Amin

                                                                                                Fr. Leksi Kodu, CSsR