Acces2

accestrade

https://atid.me/001kbs00267l

Fiverr

https://go.fiverr.com/visit/?bta=771663&brand=fiverraffiliates

Tuesday 30 July 2019

Berani menjadi Pemimpi



Bertolak dari kisah yusuf, menjadi pemimpi bukanlah hal yang buruk. Yusuf kecil dengan segala keluguannya menyampaikan isi mimpinya kepada saudara-saudaranya dan juga kepada ayahnya. Mimpi pertamanya belumlah mengusik. Mimpi keduanya mengusik semua orang. Bagaimana tidak, Yusuf mengatakan bahwa Ayahnya dan saudara-saudaranya akan berlutut di hadapan kakinya. Mimpi yang aka menjadi kenyataan di kemudian hari kan ?
    Sekarang, mari kita lihat makna dan pesan Alllah di balik kisah Yusuf. Yusuf seorang pemimpi. Mimpi bagi kebanyakan orang tidak berguna dan bermanfaat karena kita hidup di dunia yang sangat mengapresiasi hasil bukan rencana. Orang tidak akan peduli pada mimpi atau rencana kita. Orang hanya akan mengatakan itu sebagai sebuah wacana, sebuah ide yang baru masuk dalam konteks perencanaan. Tetapi kalau mau jujur, kita semua pernah bermimpi kan? Atau ada di antara kita yan melewati malam-malamnya dengan tidur tanpa mimpi. Mimpi dalam konteks kali ini akan kita perluas dalam konteks cita-cita. Kita semua punya cita-cita?
Pertama-tama, tidak semua dari kita seperti yusuf, berani menyampaikan mimpi kita kepada keluarga, dan juga kepada teman-teman. Kita takut dianggap tukang membual.
Kedua, andai mimpi itu disampaikan, kita takut tidak mendapat dukungan.
Ketiga, kita takut disebut sebagai hanya omongannya yang besar, hasilnya tidak ada saat mimpi itu hanya sekadar mimpi, tanpa hasil.
Yusuf, sudah melakukan langkah awal. Dia punya mimpi. Mimpi itu dia sampaikan kepada orang lain. Selebihnya apa yang mau dibuat oleh Yusuf ? tidak ada! Yusuf sunggu mempercayakan hidupnya ke tangan Allah. Dalam hal ini, bentuk penyelengaraan ilahi sangat berperan besar dalam perwujudan mimpi Yusuf. Kita kadang dalam mewujudkan mimpi, lupa akan bantuan Allah. Saking sibuknya, kita kadang lupa berdoa. Bisa-bisa juga kita lupa bagaimana caranya berdoa.
Yusuf dalam kisah selanjutnya tidak takut menafsirkan mimpi Firaun. Lalu berani membuat perencanaan penanggulangan kelaparan yang akan melanda. Mimpi pada titik ini juga membutuhkan usaha dan keberanian. Keberaniaan untuk mengambil tantangan. Keberanian untuk berbenah dan keberanian untuk menunjukkan potensi dari mimpi yang akan kita wujudkan.
Di lain pihak, mari kita berada di posisi saudara-saudara Yusuf yang tidak senang dengan mimpi yang dikatakan Yusuf, lalu membencinya, dan berencana untuk melenyapkannya. Kita juga dalam hidup sehari-hari, kadang membeneci orang lain saat baru pertama kali bertemu. Apalagi saat kita mendengar cita-citanya yang bagi kita mustahil untuk dicapai. Dari sini kita diajak untuk memberi apresiasi yang tinggi untuk usaha dan mimpi setiap dari kita. Kita diajak untuk saling mendukung. Bila perlu, kita membantu saudara kita dlm mewujudkan mimpinya.
Secara sederhana, dari kisah Yusuf ini, kita belajar untuk berani bermimpi, menyampaikan mimpi itu, percaya pada penyelenggaraan Allah akan usaha dan mimpi kita, dan akhirnya mewujudkannya dalam usaha yang nyata serta berani menghadapi segala resiko dan tantangan.