Acces2

accestrade

https://atid.me/001kbs00267l

Fiverr

https://go.fiverr.com/visit/?bta=771663&brand=fiverraffiliates

Sunday, 15 March 2015

Yesus Mencintai Orang Berdosa



Yohanes 3: 14-21 (Minggu Prapaskah IV)
Pada suatu malam, listrik di rumah Pak Kris mati. Dengan segera bu Kris mengambil lilin lalu ingin menyalakannya di ruang tamu. Tiba-tiba, Nando anaknya berkata: “bu gak usah nyalain lilin, biar dalam keadaan gelap saja”. Bu Kris bingung dengan tingkah Nando. “kok kamu senang, dalam kegelapan Ndo?”, kata pak Kris yang mendengar percakapan Nando dan ibunya. “pokoknya gak usah dinyalain” sela Nando. Bu Kris tetap menyalakan lilin tanpa mempedulikan perkataan anaknya itu. Kemudian dengan cepat Nando mematikan nyala lilin itu dan berbalik ke arah dapur. Baru beberapa langkah, Nando teriak kesakitan karena menabrak kursi dan jatuh ke lantai. Kepalanya berdarah dan akhirnya harus ke rumah sakit.

            Injil hari ini mengisahkan tentang kedatangan Yesus sebagai utusan Allah. Injil Yohanes memang lebih sering menggunakan istilah ‘utusan’ untuk menegaskan kedatangan Yesus ke dunia. Namun, lebih dari sekedar utusan, Yesus adalah Putera Allah sendiri yang datang karena “begitu besar kasih Allah akan dunia ini”. Hanya karena kasih itulah, Allah mau melepaskan keagungan-Nya dan turun untuk menyapa keterbatasan hidup manusia. Manusia tersapa oleh kasih yang ditunjukkan Allah melalui Putera-Nya, yang datang sebagai Terang yang mengahalau kegelapan. Hanya dengan datang dan tinggal dalam terang itulah, manusia dimampukan untuk berbuat baik dan benar dalam hidupnya. Yang tidak datang dan tinggal dalam terang itu, tidak saja berdosa tetapi juga disebabkan oleh “perbuatan-perbuatannya yang jahat agar tidak menjadi nampak”. Kegelapan tidak saja berpotensi untuk berdosa, tetapi juga tempat di mana orang ‘lari’ dan menyembunyikan dosanya.
            Akhirnya, pesan Injil hari ini menjadi jelas bagi kita orang Kristen. Yesus datang untuk kita. Untuk kenyataan keberdosaan kita. Ia datang karena cinta. Dan dari-Nya mengalir rahmat yang berlimpah. Tetap menyalakan Terang dalam hidup kita berarti menghindarkan diri dari bahaya yang mematikan, dan ‘rumah sakit’ menunggu saat kita memandamkan terang itu sebagaimana yang dialami Nando dalam ilustrasi di atas. Amin (iki)