Acces2

accestrade

https://atid.me/001kbs00267l

Fiverr

https://go.fiverr.com/visit/?bta=771663&brand=fiverraffiliates

Thursday, 5 March 2015

Pertobatan Penting untuk Keselamatan



Lukas 16: 19-31 (Hari biasa pekan II Prapaskah)
Dalam bacaan injil hari ini, dikisahkan tentang Lazarus dan orang kaya pada masa hidup dan mati mereka. Dikatakan bahwa selama masa hidupnya di dunia, orang kaya selalu berada dalam zona nyaman: jubah ungu dan halus, serta hidup dalam kemewahan. Sedangakan lazarus adalah orang miskin yang berbaring di depan pintu rumah orang kaya mengharapkan apa yang jatuh dari meja untuk menghilangkan rasa laparnya. Keadaannya sungguh menyedihkan sampai anjing-anjing menjilat boroknya. Tetapi saat kematian menjemput, keadaan justru terbalik: lazarus berada di pangkuan Abraham dan orang kaya berada di neraka. Teks ini tidak secara persis bermaksud untuk membicarakan tentang hidup di akhirat. Penginjil Lukas hanya mau menunjukan bahwa pada saat ajal tiba, orang miskin dan kecil mendapat tempat yang istimewa.
Sasaran Yesus dalam perumpamaan kali ini ialah pendengarnya yang masih mengharapkan tanda-tanda ajaib dari Yesus yang bisa membuat mereka bertobat dan kemudian percaya kepadaNya. Hal ini diungkapkan dalam permintaan orang kaya agar Abraham menyuruh Lazarus mengingatkan lima keluarganya yang masih hidup untuk bertobat. Jawaban Abraham mencerminkan jawaban Yesus sendiri. Bukankah hukum Taurat dan tulisan para nabi sudah cukup untuk mencapai keselamatan? Bahkan jika lazarus pun pergi ke bumi, tidak terlalu berguna karena memang mereka menolak untuk percaya dan bertobat. Hal ini juga terjadi pada pendengar Yesus saat itu, yang masih mengharapkan tanda-tanda ajaib. Peristiwa-peristiwa ajaib sungguh tidak berguna bagi siapa pun yang tidak mendalami dan tidak mau membuka hatinya terhadap sabda Tuhan dalam Kitab Suci.
Bacaan hari ini mau mengatakan bahwa pertobatan adalah kewajiban setiap individu. Sebab pada saat kematian, nasib manusia diputuskan secara definitif. Bila manusia tidak sadar akan hal ini dan tidak hati-hati, nasibnya kelak dapat saja menyedihkan. Pertobatan yang dimaksud dalam bacaan ini ialah orang kaya dan keluarganya yang tidak peduli pada penderitaan orang kecil. Jika mereka masih saja tidak peduli dan hidup seperti orang sebelumnya maka hal yang sama juga akan terjadi di akhirat nanti. Jika mereka mendalami hukum Taurat dan tulisan para nabi, dan kemudian merubah sikapnya terhadap orang kecil maka kerajaan surga terbuka untuk keluarganya.
Kita pun dituntut oleh Yesus untuk peduli terhadap sesama kita. Jika sebelumnya kita hanya cuek dan masa bodoh dengan penderitaan orang lain, melalui bacaan Kitab Suci seperti bacaan hari ini kita diajak untuk bertobat. Pertobatan yang dituntut oleh Yesus tidaklah sesuatu yang fantastis. Yesus hanya mau kita untuk sedikit merubah cara berpikir dan sikap kita terhadap sesama. Jika sebelumnya kita cuek saja saat bertemu orang lain tanpa mengucapkan sebuah sapaan kecil, kini kita berusaha untuk menyapa mereka. Dengan melakukan hal-hal kecil seperti ini, jalan menuju keselamatan seperti yang dijanjikan Kristus bagi kita semakin terbuka lebar. (IG)