Acces2

accestrade

https://atid.me/001kbs00267l

Fiverr

https://go.fiverr.com/visit/?bta=771663&brand=fiverraffiliates

Friday, 6 March 2015

Hal Kerajaan Allah


Matius 21: 33-43. 45-46
Injil hari ini mengisahkan sebuah perumpamaan tentang Tuan tanah, kebun anggur, para penggarap dan utusan tuan tanah yang datang meminta hasil yang menjadi bagiannya. Perumpamaan ini sebenarnya mau mengisahkan ringkasan sejarah keselamatan Israel. Allah dalam segala kemurahanNya mempercayakan umatNya (kebun anggur) kepada para penggarap (pemimpin Yahudi) dan mengutus nabi-nabi (hamba-hamba tuan tanah)hingga akhirnya mengutus putraNya sendiri (Yesus Kristus) untuk menerima hasil dari rahmat yang telah Dia berikan. Para nabi yang diutus oleh Allah ditolak oleh bangsa Yahudi, bahkan ditangkap dan dibunuh. Allah akhirnya megutus putraNya sendiri yaitu Yesus Kristus. Namun Yesus juga mengalami penolakan hingga akhirnya wafat di salib. Apa yang kemudian terjadi jika tuan tanah itu (Allah) sendiri turun tangan? Janji keselamatan akan diambil dari bangsa itu dan diberikan kepada bangsa lain yang mau menghasilkan buah pada waktunya.
Perumpamaan ini sebenarnya berisi tentang peringatan Yesus bagi orang-orang yang mengikutiNya. Yesus memberitakan Kerajaan Allah. Namun, para pendengarnya tidak mempedulikannya sehingga akhirnya mereka tidak masuk ke dalam Kerajaan Allah. Keadaan yang sama dapat menimpa orang Kristen pada zaman ini jika kita berlaku seperti orang orang Yahudi pada saat itu. Kerajaan Allah bisa saja diambil dari kita.

Dalam kehidupan kita sehari-hari, kerajaan Allah tampak dalam kehadiran orang lain yang mengasihi kita dan memberikan diri untuk kepentingan orang lain. Secara khusus, kerajaan Allah tampak dalam Misa dan Ibadat di Gereja. Untuk memperoleh keselamatan, kita diberikan kebebasan untuk memilih melakukannya tau tidak. Tetapi kita lebih memilih untuk tidak mau telribat. Kita hanya ke Gereja ketika menyongsong natal dan paskah. Atau kita tidak mau terlibat dalam kegiatan-kegiatan di lingkungan dan paroki. Dengan demikian, kita sudah menolak kehadiran Yesus dalam hati kita. Memang kita percaya, namun percaya saja belum cukup. Kepercayaan kita itu harus dibuktikan dalam tindakan nyata. Sebelum Keselamatan itu diambil dari diri kita dan diberikan kepada orang lain, kita diajak untuk peduli dan mau melibatkan diri dalam kegiatan-kegiatan sederhana yang merupakan bukti nyata kerajaan Allah di dunia ini. (IG)