Yohanes. 12,20-33 (Hari Minggu Prapaskah V)
Pada hari Minggu ke V Prapaskah,
Injil Yohanes mengisahkan tentang Yesus yang memberitakan kematian-Nya. Kata
“saat” dalam Injil Yohanes menjadi salah satu kata yang penting terhadap proses apa yang akan dilakukan Yesus. Hal ini dapat dilihat pada
awal, tengah dan akhir Injil Yohanes. Pada bagian awal dalam pesta
perkawinan di Kana, Yesus mengatakan “Saat-Ku belum tiba” (2,4). Pada
hari ini Yesus berkata “ telah tiba saatnya Anak Manusia dimuliakan” (12,23),
kata-kata ini mengisahkan bagaimana Yesus
akan mati. Ketika di salib, sebelum Yesus mati kata terakhir yang
diungkapkan Yesus adalah “Sudah selesai” (19,30). Dapat kita maknai, bahwa
Yesus berjuang melaksanakan karya keselamatan Allah dari awal hingga akhir
hidup-Nya. Ungkapan “jiwa-Ku terharu” dalam terjemahan lain berarti jiwa-Ku
gelisah. Ini merupakan kegelisahan Yesus terhadap “saat” yang mendekat. Yesus
tidak menyerah tetapi Ia memohon belas kasih Allah Bapa dan Yesus tetap
menyatakan kesediaan-Nya untuk mengorbankan diri.
Seperti Yesus, kita pun sebagai
manusia sering gelisah saat kita ingin mencapai hal-hal yang baik dalam hidup
kita. Kita tidak sendiri, mintalah pertolongan dari Allah sebagaimana Yesus
minta kepada Allah Bapa untuk memampukan kita melaksanakan kehendak Allah. Dalam
sebuah buku dikatakan bahwa: “jangan menyerah. Karena kalau kau menyerah, kau
takkan pernah tahu sehebat apa masa
depanmu kelak, kau takkan pernah tahu sebesar apa dirimu dan kisahmu akan
berdampak terhadap orang lain. Dan kau takkan pernah tahu hal-hal luar biasa
apa yang akan kau lakukan bagi orang lain dan dirimu.” Hari ini melalui Injil
Yohanes, Yesus mengingatkan kita agar tidak menyerah dalam perjuangan dan
pergulatan hidup kita masing-masing. Tuhan memberkati. (El-Man)