Lukas 6:36-38 (Hari Biasa Pekan II Prapaskah)
Khotbah
Yesus kini dilanjutkan lagi. Jika pada ayat sebelumnya Yesus mengatakan untuk
mengasihi Musuh, maka kali ini Yesus mengajari murid-murinya tentang hal
menghakimi. Dalam tradisi Yahudi pada zaman Yesus, orang mudah sekali untuk
menghakimi orang lain. Apalagi jika terbukti melakukan kesalahan, orang yang
bersalah langsung dilempari batu hingga mati. Sama sekali tidak ada kasih
disana. Yesus ingin mengubah pandangan orang Yahudi pada saat itu dan juga kita
pada zaman ini. Jika seseorang bersalah atau lalai, kita tidak boleh langsung
menghakimi, apalagi penghakiman kita hanya sepihak. Yesus mengajak kita untuk
terlebih dahulu melihat diri kita sendiri, kesalahan kita sebelum akhirnya
membuat sebuah penilaian.
Allah dalam segala kebaikannya selalu bermurah hati kepada siapa saja yang datang kepadanya. Allah tidak langsung menghukum kita jika kita melakukan suatu kesalahan atau dosa. Namun, bukan berarti kita membiarkan pelanggaran terjadi begitu saja. Yesus memaksudkan lain. Jika terjadi sebuah pelanggaran, kita jangan langsung memberi penilaian. Sederhananya kita lihat dulu apa penyebab tindakannya dan maksud di balik tindakannya. Mungkin saja dia bermaksud baik, hanya caranya yang salah. Dengan demikian, pintu maaf masih kita buka untuknya, seperti Allah sendiri yang maha pengampun. Dengan begitu kita juga memberinya kesempatan untuk merubah diri, bukan semakin membuat dia terpuruk dengan segala penilaian yang kita berikan kepadanya.
Apa
yang kita buat kepada orang lain, juga akan menjadi pertimbangan Allah dalam
melihat diri kita, sebab ukuran yang kamu
pakai untuk mengukur akan diukurkan kepadamu. Berbuatlah baik kepada orang
lain dan berilah pengampunan dan bukan sebuah penghakiman. (IG)