Acces2

accestrade

https://atid.me/001kbs00267l

Fiverr

https://go.fiverr.com/visit/?bta=771663&brand=fiverraffiliates

Wednesday, 15 April 2015

Hidup Dalam Terang Kasih Allah


Yohanes: 3, 16-21(Pekan II Paskah)


Ketika saya masih kecil, saya sering diajarkan oleh orang tua, bahwa Allah itu adalah Allah yang memiliki mata besar dan telinga yang besar. Hal ini dimaksudkan agar saya tetap hidup secara benar, baik di hadapan Allah, maupun di hadapan sesama, karena Allah yang bermata besar dan bertelinga besar itu, akan selalu mengetahui apa yang saya lakukan, entah yang kelihatan, entah yang tidak kelihatan.

Ceritera bahwa Allah itu digambarkan sebagai yang bermata besar dan bertelinga besar, sebenarnya mau menggambarkan bahwa Allah itu adalah Sang Maha, dari Maha mengetahui, sampai Maha Kasih. Pada bagian awal dari injil hari ini, dikatakan bahwa “karena cinta Allah akan dunia ini, maka Ia telah mengaruniakan Anak-Nya yang tunggal...”. Putra-Nya itu diutus-Nya untuk menyelamatkan manusia dari kuasa dosa. Putra-Nya itu adalah Sang Terang yang datang untuk menghalau setiap kuasa kegelapan, dan Putra-Nya itu adalah Yesus Kristus yang saat ini kita imani.  
Yesus, yang adalah Sang Terang, telah datang dan bahkan tinggal di tengah kita sampai rela mati di kayu salib karena mencintai kita. Namun, pengorbanan dan cinta Tuhan itu sering kali kita lupakan, dan sering kali pula kita tinggalkan karena kesibukan kita. Terkadang ada alasan, “ahh karena kita adalah manusia lemah yang akan selalu jatuh dalam dosa”. Benar, bahwa kita adalah manusia yang lemah dan berdosa, namun ketika kita menjadikan hal itu sebagai alasan, berarti kita meninabobokan diri kita dalam kuasa dosa, yang pada hari ini dikatakan sebagai perbuatan-perbuatan yang jahat. Hal itu berarti pula, kita membiarkan diri kita semakin tenggelam dalam perbuatan-perbuatan kita yang jahat, dan hal itu berarti pula kita membiasakan diri kita untuk hidup dalam kegelapan.  Ada suatu ungkapan menarik yang sudah sering kita dengar; “Allah bisa karena biasa” ungkapan ini mau menunjukkan bahwa segala sesuatu yang kita lakukan dalam hidup kita, entah itu hal baik entah hal jahat, terjadi karena kita terbiasa melakukan hal itu. Akan sama halnya dengan perbuatan-perbuatan kita yang jahat, ketika kita semakin bersekutu dan membiarkan diri kita tenggelam dalam kuasa kegelapan, maka semakin lama, kita akan semakin sulit untuk melepaskan diri dari hal tersebut. Dengan demikian, kita akan semakin jauh dari Yesus yang adalah Sang terang itu. Misalnya, kita sebut saja kejahatan seperti korupsi yang tak pernah berakhir di negara kita, hal seperti itu bisa terjadi, karena kita terbiasa membiarkan diri kita dengan melakukan hal itu. Anggapan yang sering keluar adalah, “baru satu kali, baru dua kali” dst. Ketika kita semakin sering melakukan perbuatan jahat seperti itu, yakinlah bahwa kita akan lupa bahwa perbuatan korupsi itu adalah kejahatan.
Segala perbuatan jahat, adalah perbuatan kegelapan, dan kuasa kegelapan biasanya diperlawankan dengan terang. Yesus adalah Sang terang, dan hanya Dialah yang telah mengalahkan segala kuasa kegelapan. Maka, marilah kita hidup di dalam terang itu, marilah kita hidup di dalam Yesus, dan dengan demikian, kita adalah orang-orang kebenaran. AMIN